Terdapat
empat Hukum Dasar yang berlaku di dalam sistem termodinamika, yaitu:
- Hukum Awal (Zeroth Law) Termodinamika
Hukum ini menyatakan bahwa dua sistem dalam keadaan
setimbang dengan sistem ketiga, maka ketiganya dalam saling setimbang satu
dengan lainnya.
- Hukum Pertama Termodinamika
Hukum ini terkait dengan kekekalan energi.
Hukum ini menyatakan perubahan energi dalam dari
suatu sistem termodinamika tertutup sama dengan total dari jumlah energi kalor
yang disuplai ke dalam sistem dan kerja yang dilakukan
terhadap sistem.
Hukum pertama termodinamika adalah
suatu pernyataan mengenai hukum universal dari kekekalan energi dan
mengidentifikasikan perpindahan panas sebagai suatu
bentuk perpindahan energi.
Pernyataan paling umum dari hukum pertama termodinamika ini
berbunyi:
Kenaikan energi internal dari
suatu sistem termodinamika sebanding
dengan jumlah energi panas yang ditambahkan ke
dalam sistem dikurangi dengan kerja yang dilakukan oleh sistem
terhadap lingkungannya , yang dikatakan oleh James Presscottyang melalui
eksperimen-eksperimennya berhasil menyimpulkan bahwa panas dan kerja saling
dapat dikonversikan. Pernyataan eksplisit pertama diberikan oleh Rudofl Clausiuss pada1850: "Terdapat suatu
fungsi keadaan E, yang disebut 'energi', yang diferensialnya sama dengan jumlah
kerja yang dipertukarkan dengan lingkungannya pada suatu proses adiabatik."
- Hukum kedua Termodinamika
Hukum kedua termodinamika terkait dengan entropi.
Hukum ini menyatakan bahwa total entropi dari suatu sistem termodinamika
terisolasi cenderung untuk meningkat seiring dengan meningkatnya waktu,
mendekati nilai maksimumnya.
Formulasi Kelvin-Planck atau hukum termodinamika kedua menyebutkan
bahwa adalah tidak mungkin untuk membuat sebuah mesin kalor yang
bekerja dalam suatu siklus yang semata-mata mengubah energi panas yang
diperoleh dari suatu reservoir pada suhu tertentu seluruhnya
menjadi usaha mekanik. Hukum kedua termodinamika mengatakan bahwa aliran kalor
memiliki arah; dengan kata lain, tidak semua proses di alam semesta adalah reversible (dapat dibalikkan arahnya).
Sebagai contoh jika seekor beruang kutup tertidur di atas salju, maka salju dibawah
tubuh nya akan mencair karena kalor dari
tubuhberuang tersebut.
Akan tetapi beruang tersebut tidak dapat mengambil kalor dari salju tersebut
untuk menghangatkan tubuhnya. Dengan demikian, aliran energi kalor memiliki
arah, yaitu dari panas ke dingin. Satu aplikasi penting dari hukum kedua adalah
studi tentang messin kalor.
- Hukum ketiga Termodinamika
Hukum ketiga termodinamika terkait dengan temperatur nol absolut.
Hukum ini menyatakan bahwa pada saat suatu sistem mencapai temperatur nol
absolut, semua proses akan berhenti dan entropi sistem akan mendekati nilai
minimum. Hukum ini juga menyatakan bahwa entropi benda berstruktur kristal
sempurna pada temperatur nol absolut bernilai nol.
Hukum ketiga termodinamika menyatakan
bahwa perubahan entropi DSt yang berkaitan dengan
perubahan kimia atau perubahan fisika bahan murni pada T=0.
Transisi yakni perubahan fisika, dalam zat
(misalnya belerang) dari struktur A (rombik) ke B (monoklinik) pada suhu normal
disertai dengan perubahan entropi; ini diilustrasikan secara skematik di
ilustrasi T8. Dapat ditunjukkan secara eksperimen, bahwa bila suhunya mendekati
0 K, perubahan entropi transisi DSt menurun. Karena 0 K
tidak dapat dicapai secara eksperimen, hal ini diungkapkan secara matematik
Lim
DSt = 0, T=0
Secara intuitif hukum ketiga dapat dipahami dari fakta
bahwa pergerakan ionik atau molekular maupun atomik yang menentukan derajat
ketidakteraturan dan dengan demikian juga besarnya entropi, sama sekali
berhenti pada 0 K. Dengan mengingat hal ini, tidak akan ada perubahan derajat
ketidakteraturan dalam perubahan fisika atau kimia dan oleh karena itu tidak
akan ada perubahan entropi.
No comments:
Post a Comment